Sman1kutautara.sch.id – Rabu, 25 Oktober 2023, 6 orang anggota ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMA Negeri 1 Kuta Utara (Sakura) mengharumkan nama sekolah dengan membawa pulang 3 prestasi gemilang dalam perhelatan Lomba Peneliti Belia 2023 Provinsi Bali di Kampus Unversitas Udayana. Prestasi itu terdiri atas peraihan Juara I di Bidang Komputer oleh I Putu Dharma Adi dan I Gusti Ngurah Made Krisna Nanda Khailana dari kelas XI A1, Juara III Bidang Psikologi oleh Ni Luh Putu Diah Puspa Cahyami dan Pande Ketut Ratu Mahaiswari dari kelas X3, dan Juara III Bidang Sejarah oleh Ni Putu Anindya Heiditry Arta dari kelas XII MIPA 7 dan Putu Angeline Jovita Chandra dari XI C3.
Lomba Peneliti Belia (LPB) merupakan ajang lomba riset atau penelitian untuk siswa sekolah menengah dan sederajat yang memiliki alur berjenjang dari tingkat provinsi, ke nasional, hingga akhirnya ke tingkat internasional. LPB melibatkan 10 bidang, yakni matematika, fisika, komputer, ilmu hayati, lingkungan, sosiologi, psikologi, sejarah, ekonomi, dan geografi. Dalam LPB 2023 Provinsi Bali terkini, SMAN 1 Kuta Utara mengirimkan perwakilan 3 tim peneliti dari ekstrakurikuler KIR untuk 3 bidang: komputer, psikologi, dan sejarah.

Tahap pertama dalam ajang lomba penelitian itu adalah tahap verifikasi, dimana peserta mengumpulkan makalah dan video penelitian hasil karya mereka. Selanjutnya setelah lolos dari tahap tersebut, peserta melanjutkan ke babak final presentasi yang dilaksanakan secara luring di Auditorium Widya Sabha, Kampus Unud pada 25 Oktober 2023 lalu.
Dalam Bidang Sejarah, makalah penelitian yang dikerjakan tim Anindya Heiditry dan Angeline Jovita dinaungi oleh binaan Ni Luh Ayu Astrina Ditya Ekasari, S. Pd selaku guru mata pelajaran Sejarah Indonesia di SMAN 1 Kuta Utara. Tema yang mereka angkat dalam penelitian tersebut merupakan ritual Mesbes Bangke, yakni ritual mencabik mayat dari Desa Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Bobot penelitian mereka membahas tentang makna, simbol, dan identitas tradisi dari ritual Mesbes Bangke dengan tajuk “Simbolisme dan Makna Mesbes Bangke: Analisis Antropologis di Bali”. Hanya Banjar Adat Buruan yang masih melakukan ritual yang terbilang ekstrem itu di antara 13 banjar adat lainnya di Tampaksiring. Penelitian dan wawancara bersama narasumber dilakukan tim peneliti mulai bulan Agustus hingga September 2023 di rumah Kelian Banjar Adat Buruan bernama Cokorda Gede Wiranata di Desa Tampaksiring, Gianyar.
Adapun presentasi untuk babak final setelah lolos dari tahap verifikasi mereka persiapkan 2 hari sebelumnya. Lantas, di balik prestasi yang mereka gandeng untuk sekolah, tentu saja ada kendala yang dihadapi tim peneliti asal Sakura. Angeline Jovita berujar bahwa kendala pertama ketika mendalami riset mereka di bidang sejarah ada pada bagian menghubungi narasumber terkait wawancara yang diperlukan. Ia menuturkan, ketika pertama berusaha menghubungi, telepon mereka tidak diangkat oleh kantor desa yang bersangkutan. Sesudah itu, narasumber mereka juga kesulitan untuk mencari waktu wawancara. Namun, terlepas dari beberapa kendala yang ada, dengan membanggakan mereka tetap berhasil memperoleh Juara III dalam perhelatan Lomba Peneliti Belia Provinsi Bali 2023 itu.
“Memang udah berdoa beberapa kali untuk menang. Dapat juara 3 besar itu wow banget,” ungkap Angeline Jovita pada Kamis (02/11). Kendati prestasi mengharumkan yang telah dituai, disebabkan berbagai kendala, ketiga tim peneliti memutuskan untuk mengundurkan diri dari melanjutkan perlombaan ke tingkat nasional. “Semoga tahun depan bisa ikut lomba ini lagi,” ujar Angeline yang berharap untuk lanjut ke tingkat nasional di kesempatan selanjutnya.
Penulis: Handika
Peliput: Andrew Fredella, Zachra Hermizal
Editor: Sintya Dewii